Senin, 30 Mei 2011

Tentang WartawaN.....

Wartawan atau jurnalis adalah seorang yang melakukan jurnalisme, yaitu orang yang secara teratur menuliskan berita (berupa laporan) dan tulisannya dikirimkan/ dimuat di media massa secara teratur. Laporan ini lalu dapat dipublikasi dalam media massa, seperti koran, televisi, radio, majalah, film dokumentasi, dan internet. Wartawan mencari sumber mereka untuk ditulis dalam laporannya; dan mereka diharapkan untuk menulis laporan yang paling objektif dan tidak memiliki pandangan dari sudut tertentu untuk melayani masyarakat.

Istilah jurnalis dan wartawan di Indonesia

Istilah jurnalis baru muncul di Indonesia setelah masuknya pengaruh ilmu komunikasi yang cenderung berkiblat ke Amerika Serikat. Istilah ini kemudian berimbas pada penamaan seputar posisi-posisi kewartawanan. Misalnya, "redaktur" menjadi "editor."

Pada saat Aliansi Jurnalis Independen berdiri, terjadi kesadaran tentang istilah jurnalis ini. Menurut aliansi ini, jurnalis adalah profesi atau penamaan seseorang yang pekerjaannya berhubungan dengan isi media massa. Jurnalis meliputi juga kolumnis, penulis lepas, fotografer, dan desain grafis editorial. Akan tetapi pada kenyataan referensi penggunaannya, istilah jurnalis lebih mengacu pada definisi wartawan.

Sementara itu wartawan, dalam pendefinisian Persatuan Wartawan Indonesia, hubungannya dengan kegiatan tulis menulis yang di antaranya mencari data (riset, liputan, verifikasi) untuk melengkapi laporannya. Wartawan dituntut untuk objektif, hal ini berbeda dengan penulis kolom yang bisa mengemukakan subjektivitasnya.
[sunting] Asal dan ruang lingkup istilah jurnalis

Dalam awal abad ke-19, jurnalis berarti seseorang yang menulis untuk jurnal, seperti Charles Dickens pada awal kariernya. Dalam abad terakhir ini artinya telah menjadi seorang penulis untuk koran dan juga majalah.

Banyak orang mengira jurnalis sama dengan reporter, seseorang yang mengumpulkan informasi dan menciptakan laporan, atau cerita. Tetapi, hal ini tidak benar karena dia tidak meliputi tipe jurnalis lainnya, seperti kolumnis, penulis utama, fotografer, dan desain editorial.

Tanpa memandang jenis media, istilah jurnalis membawa konotasi atau harapan keprofesionalisme dalam membuat laporan, dengan pertimbangan kebenaran dan etika.

2 komentar:

  1. PROFESI WARTWAN ADALAH PROFESI YG BAIK..TAPI SEKARANG INI PROFESI INI BANYAK DIPEGANG OLEH MANUSIA TAK BERMORAL YG BERKEDOK JADI WARTAWAN...KERJANYA MEMERAS, HIDUP DARI KESUSAHAN ORANG LAIN...MAKA BAGI KALIAN WARTWAN BERMORAL SANGGUPKAH KALIAN MENERTIBKAN DAN MENYELAMATKAN TITLE WARTAWAM INI ? JANGAN SALAHKAN JIKA BELAKANGAN BANYAK KASUS WARTAWAN DIPUKULI, DIHAJAR, BAHKAN DITANGKAP DISEKAP DI LUAR NEGERI, KARENA ITULAH PERILAKU KALIAN WARTAWAN BEDEBAH YG TAK BERMORSAL HINGGA WARTAWANA YG BERMORALPUN TERBAWA IMBASNYA AKIBAT ULAH KALIAN.

    BalasHapus
  2. SEKARANG INI BANYAK SEKALI WARTAWAN TAK BERMORAL, WARTAWAN YG TAK SUNGKAN, TAK PUNYA MALU, MINTA UANG MEMERAS DENGAN ANCAMAN MEMBLOW UP BERITA=BERITA JELEKLAH..BERITA MIRING DLL...INILAH WARTAWAN TAIK ANJING, WARTAWAN HARAM JADAH...WARTAWAN BEDEBAH..YANG HARUS DIHAJAR, DIBASMI..JANGAN SALAHKAN MASA ATAU PUBLIK JIKA KALIAN DIIHAKIMI MASA ATAU PUBLIK JIKA KALIAN DINILAI LEBIH RENDAH TAK BERNILAI DIBANDINGKANKAN DENGAN KOTORANPUN, BAHKAN KOTORAN MASIH BERGUNA BISA DIJADIKAN PUPUK, DAN TIDAK MERUSAK..KALAU KALIAN YA MERUSAK KARENA HIDUP...DAN BEROTAK...

    BalasHapus